Debat perdana capres 2024 telah selesai digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa malam, 12 Desember 2023 di Kantor KPU RI Jakarta Pusat. Mengutip dari berbagai sumber, debat yang berlangsung selama 150 menit ini meningkatkan elektabilitas salah satu capres dengan nomor urut 2 yakni Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto (dok. Ig PS) |
Bahasa yang disampaikan Prabowo Subianto mudah dipahami oleh publik dan sangat lugas, tidak memojokkan, tidak membantai orang tapi mengajak persatuan dan kesatuan. Apalagi sekarang era media sosial, maka saat menjawab serangan dua kandidat lainnya dipilih kata yang simpel seperti sorry ye dengan gayanya yang lucu dan menjadi viral di berbagai platform medsos.
Baca juga : 4 Fakta Menarik Seputar Kehidupan Selvi Ananda
Prabowo Subianto (dok. Ig PS) |
Prabowo Subianto disebut sebagai sosok pemimpin yang sangat tulus, untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Ketulusannya demi tercipta kemajuan dan kesejahteraan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti yang disampaikannya ketika debat, jika beliau siap mati untuk negara ini (Indonesia). Tak hanya pemimpin yang tulus, beliau juga berpengalaman dan ini salah satu daya tarik Prabowo Subianto sebagai capres.
Paslon nomer urut 2 Prabowo - Gibran (dok. Ig PS) |
3 Faktor Yang Menjadi Daya Tarik Politik Prabowo Subianto
Ada tiga faktor yang menjadi daya tarik politik Prabowo Subianto, yang membuatnya menjadi leader dan trendsetter dalam pengaturan pembangunan politik.
1. Ketua Umum Partai
Prabowo Subianto satu-satunya sosok capres yang saat ini juga menjabat sebagai ketua umum partai, yakni Partai Gerindra. Ini menjadikan beliau sebagai sosok yang memiliki kendali dan gagasan luas atas semua langkah politiknya. Terlebih lagi, Partai Gerindra merupakan salah satu partai terkuat di Indonesia. Semua ini merupakan daya tarik politik yang tiada bandingnya.
Prabowo Subianto memiliki gerak politik yang dinamis, serta memiliki sifat yang tulus dan merangkul. Sikap tersebut bahkan ditunjukkan dalam berbagai bidang dan dalam banyak hal, isu agama dan nasionalis seperti mencair dalam satu kali kayuh, bak pepatah sekali kayuh isu agama dan nasionalisme terlampaui.
2. Pengalaman Menjadi Capres
Capres dengan nomor urut 2 ini memiliki jam terbang terbanyak dalam pengalaman menjadi capres. Jika dihitung dengan pencapresannya kali ini, sudah hampir 20 tahun Prabowo Subianto ikut bertarung dan berlatih untuk maju menjadi Presiden RI. Dari banyaknya pengalaman sebagai capres jejaring politik Prabowo Subianto bertambah dan menguat.
Tentu merapat dan menjauhnya partai politik banyak dipengaruhi oleh kalkulasi politik masing-masing. Namun chemistry politik tidak bisa dibangun dalam satu malam. Jadi, di tangan orang yang tepat, jam terbang akan memberi dampak yang signifikan bagi yang memilikinya termasuk dalam dunia politik.
3. Tidak Memiliki Cacat Politik
Secara personal tidak ada cacat politik yang dimiliki Prabowo Subianto yang dapat memicu kehancuran politiknya. Sejak beliau terjun sebagai politisi, tidak ada skandal yang dilakukannya. Bahkan jejak digital mengungkap sebaliknya, Prabowo Subianto dengan telaten telah banyak menarik masuk anak-anak muda yang berpotensi ke dalam arena politik.
Salah satu bentuk ketulusan Prabowo Subianto, keputusannya yang bersedia bergabung dalam Kabinet Jokowi pada tahun 2019 sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Beliau bisa mengesampingkan pertarungannya pada Pilpres 2019 lalu dan lebih mementingkan keutuhan Indonesia. Padahal menjadi menteri dari mantan lawan politik sangat berisiko dan ini membuat kecewa para pendukung potensial Prabowo Subianto.
Baca juga : Prabowo - Gibran Memiliki 5 Cara Agar Tercipta Pemilu Damai
Berdasarkan dari 3 faktor tersebut, telah memberi dampak yang sangat signifikan bagi peningkatan suara Prabowo Subianto. Daya tarik politiknya dalam Pilpres 2024 ini, bisa jadi akan terus meningkat seiring dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu 2024.
Dengan posisi ini, maka faktor dukungan Jokowi akan bersifat menyempurnakan munculnya Prabowo Subianto sebagai presiden. Dengan kata lain, dalam diri Prabowo Subianto, Jokowi bukanlah satu-satunya faktor kalah-menang. Baginya, Jokowi merupakan faktor keempat jika kelak terpilih menjadi presiden.
Tahun 2024, momen sejarah untuk Prabowo Subianto dan menurut hukum alam saatnya beliau untuk memimpin dan mendorong kemajuan Indonesia. Seperti yang dikatakan mendiang Presiden ke-4 Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dia mengatakan, "Pak Prabowo nanti jadi presiden nek wes tuwek", (Pak Prabowo bakal jadi presiden pada usia tua).
- Leha Barqa -
No comments:
Post a Comment