#BahagiaBerbagiBaju di Bulan Ramadhan Bersama Vanish

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan, dimana setiap amal kebaikan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. 



Dari Abi Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: 'Setiap amal anak Adam akan dilipatgandakan, satu kebajikan dilipatgandakan menjadi 10 sampai 700 kali lipat.'

Banyak amalan yang bisa kita lakukan di bulan ramadhan ini, salah satunya berbagi. Berbagi takjil untuk berbuka, berbagi makanan, berbagi sembako, berbagi uang, berbagi pakaian (baru atau pakaian lama tapi masih layak pakai) dan lain-lain.



Setiap lebaran tiba, masyarakat kita identik dengan baju baru. Sudah menjadi tradisi turun-temurun ada di Indonesia sejak abad ke - 16, membeli baju baru saat ramadhan terutama menjelang lebaran. Jadi tak heran jika tradisi ini sudah sangat melekat dengan ramadhan dan lebaran. 

Bahkan menurut survei Jajak Pendapat (JakPat) tahun 2021 meskipun pandemi masih melanda, belanja baju baru masih menduduki posisi empat besar (45%) lho diantara kebutuhan lainnya. Ini terbukti dari hasil riset yang dilakukan oleh media online Tirto pada tahun 2017, sebanyak 61,71% masyarakat menyatakan selalu membeli baju baru untuk lebaran setiap tahunnya.



#BahagiaBerbagiBaju

Nah di bulan ramadhan tahun ini, Reckitt Indonesia melalui produk Vanish bikin gerakan #BahagiaBerbagiBaju. Gerakan mengajak masyarakat Indonesia menyumbangkan baju lama layak pakai untuk mereka yang membutuhkan, sekaligus memperpanjang masa pakai baju untuk mengurangi limbah pakaian. 

Karena masih banyak masyarakat kurang beruntung yang tidak memiliki kesempatan membeli baju baru untuk merayakan lebaran. Dan juga program ini sejalan dengan tujuan pelestarian lingkungan dalam upaya menciptakan dunia lebih bersih dan sehat.

Rahul Bibhuti, Marketing Director Reckitt Indonesia menyatakan, "Mengenakan pakaian terbaik merupakan bentuk sukacita dalam menyambut Hari Raya. Mengingat di antara kita masih banyak yang tidak bisa membeli baju baru untuk merayakan lebaran, maka melalui gerakan #BahagiaBerbagiBaju Vanish ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk turut berbagi kebahagiaan dengan 'menghidupkan kembali' pakaian lama layak pakai mereka dengan Vanish agar menjadi pakaian yang terlihat bersih dan pantas dikenakan untuk menyambut momen kebersamaan ini."


Rawat Pakaian Untuk Memperpanjang Masa Pakai

Dona Agnesia selaku Brand Ambassador Vanish menjelaskan, “Saya percaya merawat pakaian yang kita miliki dengan sepenuh hati. Salah satunya dengan cara mencucinya menggunakan pembersih noda yang dapat membuat pakaian bersih, warna terlihat cerah dan tampak seperti baru, merupakan kebiasaan baik yang dapat memperpanjang masa pakai pakaian."



Lalu menurutnya, "Untuk membantu mengurangi personal fashion waste, kita juga bisa memanfaatkan momen-momen istimewa salah satunya seperti ramadhan ini, untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama dengan cara menyumbangkan pakaian lama kita."

"Sebagai bentuk penghargaan dan kepedulian terhadap sang pemilik baru. Sebelum menyerahkan pakaian lama kita, alangkah lebih baik jika kita memastikan pakaian tersebut dalam keadaan bersih dan tampak layak untuk dipakai," lanjutnya.



Untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menyumbangkan pakaian lama layak pakainya, Vanish menyediakan drop box di sejumlah pusat perbelanjaan seperti Hypermart, Transmart & Lottemart. 



Vanish juga bekerja sama dengan Paxel dalam menyediakan layanan penjemputan sumbangan pakaian lama layak pakai di lebih dari 40 kota di Indonesia. 



Sebagai apresiasi, Vanish juga menyediakan hadiah menarik berupa uang tunai senilai Rp. 1.000.000,-  untuk masing-masing 5 orang donatur tercepat serta 300 pcs produk Vanish untuk donatur beruntung lainnya.

"Mari berikan pakaian kita kesempatan untuk menjalani banyak kehidupan dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain, tak hanya di Ramadan kali ini melainkan juga di momen-momen istimewa lainnya,” tutup Rahul Bibhuti.



Donasi masih dibuka hingga 7 Mei 2022 lho. Dari pada baju kamu menumpuk di lemari, yuk di pilah-pilah baju yang masih layak pakai untuk dibawa ke drop box Vanish di cabang Hypermart, Transmart & Lottemart terdekat di kota kamu atau manfaatkan layanan penjemputan oleh Paxel.

Yuk ikutan #BahagiaBerbagiBaju di Bulan Ramadhan bersama Vanish.

- Leha Barqa -

Dikdasmen Aisyiyah Beri Edukasi Kental Manis Bukan Susu

Anak merupakan aset yang paling berharga dalam hidup kita, maka asupan nutrisi pada makanan anak haruslah diperhatikan. Seperti yang kita ketahui, asupan nutrisi yang tidak sesuai kandungan gizinya dapat menyebabkan pertumbuhan kognitif dan fisik anak terganggu.

Hal ini menjadi penyebab umum permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh anak-anak Indonesia. Akibatnya, permasalahan gizi kronis pada balita tak pernah selesai. Selalu bermunculan kasus-kasus baru yang berkaitan dengan anak kurang gizi hingga stunting.

Dalam rangka peningkatan literasi dan perbaikan gizi masyarakat, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Aisyiyah menggelar webinar Edukasi Gizi pada hari Senin (18/4/2022). 

Webinar bertema "Guru PAUD Sebagai Jembatan Bagi Peningkatan Literasi Gizi Keluarga" ini menghadirkan beberapa pembicara, yaitu : 
  1. Dra. Fitniwilis M. Pd - Ketua Majelis Dikdasmen PPA
  2. Arif Hidayat, SE. MM - Ketua Harian YAICI 
  3. Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M. Ag -     
  4. Ketua PPA 
  5. Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A(K) - Anggota IDAI 
  6. Prof.Dr.Ir. Netty Herawati, M. Si - Ahli Gizi & Praktisi Pendidikan
serta diikuti oleh sekitar 500 guru PAUD dari seluruh Indonesia.

Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, menyebutkan prevalensi stunting menunjukkan penurunan dari 27,7% ditahun 2019 menjadi 24,4%. Namun, prevalensi underweight mengalami peningkatan dari 16,3% menjadi 17%. Hanya di Provinsi Bali saja yang mempunyai status gizi berkategori baik dengan prevalensi stunting di bawah 20% (10,9%) dan wasting di bawah 5% (3%) menurut standar WHO. 

Dengan mengacu pada data di atas, maka dapat dikatakan permasalahan gizi seharusnya menjadi prioritas. Jika kondisi ini tidak segera ditangani bersama, maka juga akan dapat berdampak buruk bagi negara, hingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun, atau sekitar Rp 400 triliun rupiah per tahun.

Minimnya informasi orang tua akan kebutuhan gizi anak, ini fakta jika tingkat literasi gizi keluarga di Indonesia masih sangat rendah. Pada umumnya, orang tua memberikan asupan makanan bagi anak berdasarkan pengalaman dan kebiasaan-kebiasaan di masyarakat. Selain itu, iklan dan promosi produk pangan yang menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari baik di televisi maupun melalui sosial media turut mempengaruhi pola konsumsi anak.

Sebagai contoh susu kental manis, cara produk susu ini beriklan dan berpromosi selama bertahun-tahun telah mengakibatkan kesalahan persepsi masyarakat. Akibatnya, tidak sedikit anak, balita bahkan bayi yang mengalami gangguan gizi akibat mengkonsumsi kental manis sebagai minuman susu.

Banyaknya orang tua yang keliru, mereka menganggap kental manis sebagai susu. Anggapan ini harus dirubah karena jika kental manis dikonsumsi secara terus menerus akan berbahaya. Kandungan sukrosa (pemanis buatan) nya sangat tinggi, bisa menyebabkan anak stunting hingga diabetes.

Sampai detik ini permasalahan stunting masih menjadi salah satu tantangan besar dalam menyiapkan sumber daya manusia. Itu sebabnya perlu di pahami perihal edukasi gizi secara tepat.

Dikdasmen saat ini membawahi 22,000 PAUD di seluruh Indonesia. Hal tersebut merupakan potensi bagi peningkatan literasi dan perbaikin gizi masyarakat, dalam rangka memperluas jangkauan edukasi gizi untuk masyarakat. Dengan demikian, kolaborasi edukasi gizi ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya generasi emas Indonesia 2045.

Kolaborasi seluruh pihak dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gizi anak. Lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu elemen yang dapat menjembatani antara orang tua dan anak. PAUD sebagai lingkungan terdekat kedua bagi anak selain rumah, dapat menjadi tempat yang tepat untuk menanamkan pemahaman tentang makanan dan minuman yang bergizi kepada anak.  

Dengan memberikan pembekalan dan edukasi gizi kepada guru PAUD, diharapkan dapat menjembatani kebutuhan orang tua akan informasi dan sekaligus menerapkan kebiasaan konsumsi makanan dan minuman bergizi oleh anak.

Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A(K) mengakui pandemi Covid-19 yang terjadi dalam dua tahun ini telah berpotensi meningkatkan angka stunting. Sebab, selama pandemi hanya 19,2% Posyandu yang aktif melakukan pemantauan gizi dan tumbuh kembang anak. Sementara, deteksi dini terhadap gizi anak adalah kunci untuk penurunan angka stunting. 

"Stunting tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahap yang dapat dilihat dan dideteksi secara dini. Pasti ada growth falteringnya atau indikasi gagal tumbuh terlebih dahulu dan usia paling sering terjadi ada pada usia 3 sampai 18 atau 24 bulan," ujar Cut Nurul Hafifah. 

Maka mulai detik ini kita harus menurunkan angka stunting dengan memberikan nutrisi yang tepat untuk anak. Makanan harus mengandung beberapa unsur karbo, lemak, protein dan sayur dalam jumlah yang cukup. Protein terbaik untuk tumbuh kembang anak adalah susu, tetapi bukan kental manis. Berikan susu fortifikasi agar kebutuhan proteinnya tercukupi.

Anak harus minum susu untuk anak bukan kental manis, karena kental manis itu bukan susu. Kental manis sama dengan sirup, yang cocok sebagai bahan pelengkap makanan dan minuman. Semoga dengan merubah prilaku dan kebiasaan masyarakat, generasi emas Indonesia 2045 dapat terwujud.

- Leha Barqa - 

Kolaborasi Dompet Dhuafa Bersama Dul Jaelani Untuk Muliakan Yatim

Kolaborasi Dompet Dhuafa bersama Dul Jaelani Untuk Muliakan Yatim  Setiap muslim diseluruh dunia pasti menantikan datangnya bulan suci Ramad...